Gw baru aja selesai baca buku ini. Sebenernya buku ini udah lumayan lama ada di rumah, cuma gw baru sempet aja bacanya.
Buku karangan Okke 'sepatumerah' ini berkisah tentang seorang wanita yang bekerja sebagai editor di sebuah penerbitan, Damai Pricilla. Dia baru aja putus cinta setelah menjalin hubungan selama 5 tahun dengan pacarnya. Dalam keadaan yang notabenenya hancur banget, dia dapet tugas dari kantornya untuk membuat sebuah buku yang menceritakan tentang seorang guru di Sekolah Damai yang merupakan sekolah bagi anak-anak pengungsi di Timor Leste. Selama perjalanannya itu, dia ketemu sama orang-orang baru yang dengan tanpa sengaja udah ngerubah pola pikirnya tentang kehidupan.
Buku ini bagus dan cukup menghibur. Ceritanya simple tapi ngena. Apalagi buat cewe-cewe yang pernah ngerasain hal yang sama kayak si Damai; ngerasain gimana rasanya dikhianatin sama orang yang bener-bener kita cintain. Penggambaran setting dalam buku ini juga oke banget. Kita seakan-akan berada langsung di lokasi, yaitu di Timor Leste. Feel ketimurannya berasa banget. Kebetulan sang pengarang suka banget traveling dan dia pun udah pernah ke Timor Leste. Jadi, no wonder lah..
Gw nemuin beberapa dialog sang tokoh, Dion, yang (sempet) pernah jadi status di facebook gw.
"Jalan hidup manusia itu seperti garis, walaupun tidak lurus. Suatu saat, mungkin terjadi persilangan, perpotongan atau persentuhan antara garis jalan hidup masing-masing manusia." (hal.138)
Ada juga yang lumayan ngena di gw.
"Padahal, mungkin kebahagiaan itu tidak perlu dicari, karena dia memang telah ada, di depan mata kita sendiri."
"Siapa tau, hanya dengan mengubah sudut pandang tentang kehidupan, ternyata bahagia yang tadinya tidak kelihatan jadi terlihat jelas." (hal. 153)
Ouchh, such a really touching me!
Honestly, gw hampir nggak nemuin kekurangan dalam buku ini. Cuma di beberapa halaman ada beberapa kata yang salah penulisannya. Yah, editor kan juga manusia. ^o^
11-04-2023 (04.11 WIB)
1 year ago
0 comments:
Post a Comment